Jalan Terus dengan Prokes Ketat

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Terjadinya klaster penularan Covid-19 di sejumlah sekolah yang diduga dipicu karena adanya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas tidak membuat surut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.

Nadiem menekankan pembelajaran tatap muka di sekolah tidak akan diundur atau dihentikan. Kendati demikian, Nadiem menyebut pihaknya akan terus melakukan pemantauan terkait keberadaan klaster Covid-19 di sekolah.

“Itu terus kita monitor temuannya, bukan berarti PTM akan diundur, jadi masih harus jalan,” kata Nadiem.

Lebih lanjut, dia menuturkan setiap sekolah yang terdeteksi menjadi tempat penularan Covid-19, maka sekolah tersebut harus ditutup untuk sementara waktu sampai situasi aman. "Tapi sekolahnya masing-masing kalau ada kasus klaster ya harus ditutup segera, memang seperti itu," ujar Nadiem menegaskan.

Dia berujar sekolah tatap muka masih terus dilanjutkan untuk sekolah yang tidak ada klaster Covid-19.
Namun, Nadiem mengingatkan kepada sekolah-sekolah untuk terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat supaya tidak terjadi klaster baru dari PTM Terbatas.

"PTM terbatas masih dilanjutkan, prokes harus dikuatkan dan sekolah-sekolah di mana ada situasi seperti itu (klaster baru Covid-19) harus ditutup segera sampai aman," jelasnya.

234 Sekolah Siap
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, sekolah jenjang SMA/SMK yang dinyatakan siap untuk menggelar PTM terus bertambah. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY mencatat bahwa sejauh ini terdapat 234 dari total sebanyak 438 SMA/SMK di DI Yogyakarta yang dinyatakan siap melaksanakan PTM.

Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya menerangkan, kendati PTM telah diizinkan sejak Senin (21/9/2021) lalu, sebagian besar sekolah masih memilih melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sebab, sekolah masih memiliki sejumlah agenda meliputi penilaian tengah semester (PTS) dan asesmen nasional.

Mayoritas sekolah memilih melaksanakan PTM pada 4 Oktober 2021 mendatang. "Saat ini sekolah SMA masih PTS. Kan masih dijalankan daring. SMK itu kemarin baru selesau tanggal 23 menlaksanakan asesmen nasional. Mereka terbatas hanya 45 siswa," terang Didik saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Jumat (24/9/2021).

Sekolah yang melaksanakan PTM dikatakan telah memenuhi segala persyaratan sesuai dengan dalam Surat Edaran Gubernur Nomor 420/19096 tentang Kebijakan Pendidikan pada Masa PPKM Level 3 untuk Pengendalian Penyebaaran Covid-19 di Lingkungan Pendidikan di DIY.

Sekolah juga perlu berkoordinasi dengan gugus tugas penanganan Covid-19 setempat untuk penerapan prokes ketat. Penerapan uji percontohan pembelajaran tatap muka terbatas pun dilakukan dengan memadukan PJJ dan PTM atau blended learning dengan tetap memprioritaskan keselamatan dan kesehatan siswa.

Didik memastikan bahwa penyelenggaran PTM di jenjang SMA akan dihentikan jika ditemui klaster penularan. "Di edaran kita begitu. Jika terjadi ada penularan kita hentikan. Kita lakukan tracing paling tidak tiga hari pembersihan," jelasnya.

Selain itu, Disdikpora DIY juga belum berencana untuk menyelenggarakan skrining dalam rangka mendeteksi virus Covid-19 di sekolah. Namun jika ada siswa yang merasa memiliki gejala Covid-19 diminta untuk tak datang mengikuti PTM dan diminta untuk memeriksakan diri. (tro)

Baca Tribun Jogja edisi Sabtu 25 September 2021 halaman 01

Belum ada Komentar untuk "Jalan Terus dengan Prokes Ketat"

Posting Komentar